5 Penyebab Umum Kisah Cinta Para Santri Berakhir

Penyebab Akhir Kisah Cinta Santri – Kisah cinta? Semua orang pasti pernah merasakan yang namanya cinta, begitupun dengan santri di pesantren.

Namun kisah para santri tidak sevulgar kisah cinta di dunia luar karena mereka masih mengikuti dan menjalankan norma-norma agama dan budaya yang ada.

Tidak hanya itu, rasa taat dan peraturan dari pesantren juga mereka pegang kuat, sehingga walaupun mereka memendam rasa atau bahkan ada hubungan batin kepada lawan jenisnya.

Para santri tersebut pasti akan tetap menjauhi perkara-perkara yang mendekati pada zina.

Di kalangan santri ada sebuah istilah “cinta terhalang dinding pesantren”.

Istilah tersebut memiliki arti walaupun sedang memendam rasa, saling cinta, ataupun mengikat janji hidup bersama nantinya, tetap mereka tidak akan bebas untuk bertemu, bahkan tidak bisa bertemu (selama sama-sama di pesantren).

Tidak semua santri memang yang dapat menjaga diri dari gejolak cinta, tapi bagi mereka yang sampai terjerumus pastinya sangat pantas untuk kita sebut “oknum santri”.

Semua orang tahu, bahwasanya tidak semua kisah cinta akan berakhir dengan bahagia. Begitu juga dengan hubungan saling mencintai antara sepasang santri putra dan santri putri yang tidak berujung ke pelaminan.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan kandas dan tak sampainya kisah mereka ke pelaminan, seperti ketidak cocokan atau masalah-masalah lainnya.


Akhir Kisah Cinta Sepasang Santri


Namun, lima hal berikut mungkin menjadi fenomena atau penyebab umum akhir dari kisah cinta antar santri. Yuk, simak selengkapnya.

1. Ketahuan oleh Pengurus

Peraturan yang umum dan pastinya hukuman berat di setia pesantren adalah larangan untuk mempunyai hubungan khusus dengan lawan jenis.

Hubungan khusus disini seperti pacaran dan sejenisnya merupakan sebuah hal yang sangat tabu. Jika kedapatan melakukan hal itu, maka itu sebuah pelanggaran berat yang hukumannya bisa sampai dikeluarkan atau dipulangkan ke orang tuanya.

Salah satu akhir kisah cinta sepasang santri adalah mereka ketahuan oleh pengurus. Mereka mungkin saja tidak melakukan hal-hal yang kelewat batas, namun jika sudah ketahuan mereka harus memutuskan hubungan cinta terlarang mereka.

Kata-kata putus berarti meeka tidak boleh bertemu atau berhubungan lewat cara apapun. Peraturan ini di khususkan untuk santri tingkat dasar atau yang masih belum lulus.

Tapi kalau sudah lulus atau sudah jadi ustadz, segera mencari pasangan malah sangat dianjurkan, tetap tetap dalam batasan yang sudah di tentukan.

Oh iya, di kalangan santri masih berlaku kirim-kirim pesan cinta lewat teman atau surat, karena para santri dilarang untuk membawa handphone.

Pesan inilah, jika sampai ketahuan oleh pengurus akan membuahkan hukuman untuk pelaku (oknum) yang bandel ini.

2. Sudah Dijodohkan Oleh Orang Tua

Perjodohan di jaman sekarang itu masih ada loh, malah bisa dibilang masih banyak. ketika orang tua sudah menentukan seseorang yang layak dan dianggap baik untuk anaknya, maka disitulah akhir dari kisah sepasang santri.

Baik itu santri putra ataupun santri putri, mereka akan tetap menuruti perintah dan pilihan orang tua karena mereka sudah dididik untuk menghormati orang tua.

3. Diambil Mantu Oleh Kiai

Sebuah impian dan suatu kebanggaan sendiri jika bisa menjadi menantu dari kiai, apalagi jika kiainya sendiri.

Seorang putra atau putri dari kiai pastinya memiliki suatu kharisma tersendiri di kalangan para santri. Diambil menjadi menantu oleh kiai akan menjadi sebuah anugerah terbesar bagi seorang santri.

Tidak ada yang bisa dilakukan oleh seorang santri selain “taat”, jika diminta oleh kiai untuk menjadi menantunya, walaupun ketika mereka sedang memiliki hubungan cinta sepasang santri.

Sangat jarang seorang santri akan menolak ketika akan dijodohkan dengan putra atau putri sang kiai, mereka pasti hanya akan diam.

Menerima untuk diangkat menjadi menantu dari kiainya adalah jalan paling aman dan berkah daripada harus menuruti hati untuk memperjuangkan cinta yang jelas-jelas akan menyinggung perasaan sang kiai.

4. Dijodohkan Oleh Kiai

Selain di jadikan mantu oleh sang kiai, dijodohkan oleh kiai dengan pilihannya adalah salah satu anugerah terbesar untuk santri, karena pilihan kiai pasti penuh dengan pertimbangan, terutama masalah akhlak dan agamanya.

Benar-benar anugerah bagi santri yang mereka belum mempunyai pilihannya sendiri, namun akan menjadi masalah besar untuk mereka yang sudah memiliki pujaan hati.

Pertimbangannya adalah sama dengan dijodohkan dengan putra atau putri kiai. Mereka lebih baik mengikuti pilihan kiai dibanding mengikuti pilihan sendiri yang belum tentu itu baik dan pastinya akan menyinggung perasaan kiai.

5. Dilamar oleh Gurunya

Dan salah satu akhir dari kisah cinta sepang santri ialah saat si santri putri di khitbah oleh guru atau ustadznya. Apalagi guru wali kelas atau mustahiq.

Santri putri yang baik tidak akan menolak niatan baik dari gurunya untuk mempersunting dirinya untuk dijadikan istri. Walaupun ia sebenarnya sudah mempunyai ikatan hati dengan “akang santri”.

Pertimbangannya ini mirip dengan kaidah fikih, yaitu hal yang sudah jelas tidak boleh dikalahkan dengan hal yang masih samar.

Sang guru atau ustadz yang sudah siap untuk menikah jelas lebih layak dipilih menjadi imam dibanding “akang santri” yang masih mondok.

Biasanya santri putri yang dikhitbah oleh sang guru atau ustadz akhirnya menerima lamaran tersebut. Selain karena sungkan menolak, tapi juga sudah mempertimbangkan layaknya sang ustadz untuk menjadi imam di rumah tangganya nanti.

Demikian beberapa hal yang menyebabkan akhir dari kisah cinta sepasang santri di pesantren. Bagaimana? Apa Anda pernah merasakan salah satunya?

Jika ada saran, kritik atau tambahan, silahkan tulis di kolom komentar. Semoga bermanfaat dan terima kasih.

Keyword: kisah cinta santri

Originally posted 2020-12-25 22:09:13.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.