Mahar Uang – Sebagaimana firman Allah QS. An-Nisa’ (4): 20-21, yang artinya :
“ dan jika kamu mengganti istrimu dengan yang lain, sedangkan kamu telah memberikan kepada seseorang diantara mereka harta yang banyak maka janganlah kamu mengambil kembali dari padanya barang sedikit pun. Apakah kamu akan mengambilnya kembali dengan jalan tuduhan yang dusta dan dengan (menanggung) dosa yang nyata? Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali padahal sebagaimana kamu telah bergaul (bercampur) dengan yang lain sebagai suami-istri. Dan mereka (istri-istrimu) telah mengambil perjanjian yang kuat.”
Ayat Al-Qur’an di atas merupakan dalil sebagai dasar hukum yang kuat bahwa laki-laki wajib membayar mahar kepada perempuan yang akan dinikahinya dengan ikhlas agar hak perempuan sejak awal telah ditegakkan.
Mahar atau mas kawin diartikan sebagai suatu pemberian yang dilakukan oleh mempelai laki-laki kepada mempelai perempuan.
Secara etimologi, mahar diartikan mas kawin. Dan secara terminologi mahar merupakan “pemberian wajib dari calon suami kepada calon istri sebagai ketulusan hati calon suami untuk menimbulkan rasa cinta kasih bagi soerang istri kepada calon suaminya.”
Ketentuan Mahar dalam Islam
Sejatinya, dalam memberikan mahar kepada pihak perempuan dalam ikatan perkawinan islam tidak ditetapkan bentuk dan jenisnya. Hanya saja, kedua mempelai seyogyanya bermusyawarah untuk menyepakati mahar yang akan diberikan.
Selama mahar tersebut bersifat simbolis atau sekedar formalitas, maka meskipun jumlahnya sedikit maka tidak masalah. Hal ini selaras dengan penjelasan Rasulullah yakni:
“sebaik-baiknya mas kawin/mahar adalah yang seringan-ringannya.”
Maksud dari hadist tersebut adalah, jangan sampai Mahar menjadi faktor yang dapat memberatkan pihak mempelai laki-laki.
Namun, jika mempelai laki-laki tetap ingin memberikan mahar perkawinan dalam bentuk uang juga tidak apa-apa.
Mahar dapat dibayar secara tunai pada saat berlangsungnya akad pernikahan, atau dapat ditunda pembayaran berdasarkan kesepakatan dari kedua belah pihak.
Namun sebaiknya melunasinya atau paling tidak membayar sebagian segera setelah berlangsungnya akad nikah. Adapun besaran atau nilai pembayaran mahar dapat disesuaikan dengan kemampuan dan keadaan adat di masyarakat setempat.
Mahar Berupa Uang
Saat ini pemberian mahar berupa uang baik pecahan uang kertas dan uang logam seringkali dibentuk dan dihias menjadi berbagai macam rupa seperti gambar masjid, gambar bunga, ataupun ornamen-ornamen lain khas lainnya.
Terkadang, dalam proses pembentukan bentuk-bentuk tersebut dapat merusak uang kertas asli yang digunakan.
Oleh sebab itu, pemerintah melalui Bank Indonesia menghimbau dan mengkampanyekan kepada masyarakat agar memelihara uang asli dengan cara tidak dilipat, tidak dicoret, tidak distaples dan tidak dibasahi.
Uang rupiah masih tetap diizinkan menjadi mahar, akan tetapi tidak untuk dirubah bentuknya sehingga menyebabkan kerusakan pada uang tersebut.
Nah, untuk kamu yang tetap ingin menggunakan hiasan uang sebagai mahar pernikahan kamu, berikut ini merupakan referensi mahar non uang rupiah asli yang dapat menjadi referensi kamu.
1. Mahar Hiasan 3D Miniatur kamu dengan pasangan menggunakan uang non rupiah.
2. Profesi Kamu dan Pasangan bisa menjadi sumber Inspirasi Loh. Namun masih tetap menggunakan non-rupiah ya.
3. Mahar 3D menggunakan uang logam untuk menghiasi kaligrafi ayat Al-Qur’an favorit kamu
4. Mahar Tema Rustic yang Artsy menggunakan uang non rupiah
5. Kamu seorang Pilot? Mahar menggunakan hiasan ung non-rupiah ini bisa jadi referensi kamu
6. Susunan Uang Logam ini cocok untuk calon kamu yang berprofesi seorang dokter
Keyword: Mahar Uang
Originally posted 2020-12-25 20:30:09.